Hatimu adalah pasir.
Kesabaranmu ombak.
Amarahku seperti kaki yang seringkali menjejak-jejak pasir.
Seperti apapun bekas kakiku pada pasir, ombak selalu menyapunya.
Entah mengapa kau bisa.
Terinspirasi dari kalimat 'Dee' Dewi Lestari pada bukunya Rectoverso.
"Yang tak paham akan dahsyatnya api, akan mengobarkannya dengan sembrono."
Jakarta, 14 Februari 2013
Lascio mia penna correre, cosi la gioia di scrivere crescera. I let my pen runs, thus the joy of writing will happen...
Thursday, February 14, 2013
Tidak Lagi
Ada saat di mana cinta tidak pernah menemukan jalannya. Meski telah dituntun.
Ada kalanya hatimu tetap beku meski maaf yang hangat dan sungguh-sungguh telah diucapkan.
Ada waktu di mana kamu memaksakan segalanya tetap berada di tempat, meski sepertinya ada kebosanan yang mengintip di balik tembok.
Ada. Semua ada waktunya. Dan waktulah yang membuat semua menjadi serba "tidak lagi".
Jika saat itu muncul, masihkah kita percaya akan kata "selamanya"?
Masihkah kita bahagia sampai lupa berjaga-jaga?
Atau bersedih sampai lupa berharap suatu hari yang kita yakini akan berbeda?
Jakarta, 14 Februari 2013.
Ada kalanya hatimu tetap beku meski maaf yang hangat dan sungguh-sungguh telah diucapkan.
Ada waktu di mana kamu memaksakan segalanya tetap berada di tempat, meski sepertinya ada kebosanan yang mengintip di balik tembok.
Ada. Semua ada waktunya. Dan waktulah yang membuat semua menjadi serba "tidak lagi".
Jika saat itu muncul, masihkah kita percaya akan kata "selamanya"?
Masihkah kita bahagia sampai lupa berjaga-jaga?
Atau bersedih sampai lupa berharap suatu hari yang kita yakini akan berbeda?
Jakarta, 14 Februari 2013.
Subscribe to:
Posts (Atom)