DENTING HATI
Hanya coba melantunkan. Seperti kilat yang memperlambat lajunya, maka sayapun tengah memperlambat tiap-tiap rasa yang sering hadir begitu cepat. Tujuannya mungkin sudah dapat dipahami : tidak ingin kehilangan huruf yang pernah tersusun. . . . . ^^v (Beberapa bintang ditulis di waktu yang berbeda)
*Why God lets a dictator like Khadafi doing what he wants in Libya? while God, who creates him is not like him as well. This "Why" will never end till we know what should we do. It has come to an END. (after met my Libyan classmates, after doing the manifestation in Rome, Italy)
*Mencapai level yang lebih tinggi untuk memahami diri sendiri itu, seringkali bertrigger dari masalah yang sayangnya tidak jarang menimbulkan rasa sakit. Ohya, bertanya lagi, kenapa rasa sakit selalu dihindari oleh seluruh umat manusia? secara alami maksudku...
*Pasti semua orang sudah tahu, bahwa melihat dunia yang kontra dengan kita itu perlu. Dalam hal apapun sepertinya. Mereka bisa melihat yang tidak ada atau kurang pada kita. Sementara diri kita seringkali subjektif. Bukankah?
*Mengecap senja-senja terakhir di Tevere. Mendengar dalam hening, kidung si burung Manyar. Syahdu ;D
*Sajakku yang lalu, dijadikannya peluru : Dia bilang rasa itu sudah pergi. Terbawa si burung Manyar.(Galau nomor sekian) :p
*Jika Tuhan sedih, adakah yang menghiburNya? Dalam pelukan misalnya. Ah tapi itupun jika mungkin.
*Ada yang kutemukan sama antara kenangan dan reruntuhan Foro Romano : mereka tidak lagi untuk hari ini, namun jejaknya dapat kau lihat sesekali.
*Di antara detak-detak lamat. Di antara monotonitas semua yang dilakukan mesin bernama manusia, ada yang selalu terjaga menangkap setiap doa yang terlahir.
*Tak perlu mereka petikkan gitar malam ini. Jantung yan tak degup atas cintaku, akhirnya bernyawa. Mengharmonikan dirinya. Bertasbih.
*Suatu hari, kau akan menangisinya, dia yang terlambat kau cintai. Seperti hujan di senja bulan Desember.
*Tidak ada yang mengalahkan kuatnya rasa kemanusiaan, hingga semua agamapun bisa bersatu karenanya. Fakta yang indah. Kecaplah!
* Sila tuliskan jawaban Anda di kertas yang tersedia untuk pertanyaan hidup saat ini. Gunakan teori hati dan rasionalitas kemanusiaan yang telah Anda pelajari di dalam kelas! (Haha, mungkin ini bentuk fisik soal yang dibuat Tuhan untuk kita dalam hidup)
*Entah apa ini masih rahasia, bahwa di antara hati bunga yang berduri, selalu ada celah yang bisa kau cari agar dapat kau genggam :)
*Ingat baik-baik kata-kata yang baru saja tak kukatakan! (bro, kode bro :p)
*How old are you when you decided to speak the truth? even to be true to yourself?
*Terkadang ada hal-hal yang waktu tak bisa menghapusnya, karena lukanya yang begitu nyata.
*Dalam doa-doanya kepada Tuhan untuk memohon pendamping shalehah penyenang hati, adakah aku sebagai pemantiknya?. Mengapa begitu rumit?
Ah...Allah, genggamlah hatiku dan mereka, yang memiliki hati untuk mencintai.
*Hidup tak terpetakan itu seperti...buku tanpa halaman.
*Tuhan memang tidak perlu dibela, karena tanpa manusia, Ia sudah Maha. Tapi aku ingin. Hingga lini masa aku tiba. Hasbi rabbi jalallah.
*Nafas memberat, saat merasa tak ada satu lembarpun kebaikan di dirinya untuk cinta. Ia, buku hitam yg terbuka, dengan halaman penuh koyak.
*Mengalahkan rasa untuk tak saling sapa. Bahkan aku lupa, dimana kujatuhi cinta. Yang terakhir ku tahu, aku luka.
*Manusia. Owyap, rumit. 1 warna aja ada jutaan gradasi. Ada gitu yg bisa mnemukan exactly dgn yg diinginkan? Lalu mengapa terlalu bersandar?
*Hey, aku. Kau tahu, seharusnya keluhan yang tadi kau bilang, bisa diselipkan sedikit perenungan. Bahwa setidaknya kau masih bernafas hari ini. Jika cobaan mu begitu berat, menangislah kepadaNya. Maka mungkin Allah mengirimkan bantuanNya untukmu. Lalu kamupun berproses untuk menjadi lebih baik.
(Taman Percorso Verde, Pian di Massiano, Perugia Italy. Tempat lahirnya beberapa kicauan tak tentu hati saya. Siapa lagi kalau bukan Tuhan yang menciptakan :). Subhanallah )
2 comments:
Kata-kata tentang kehidupan yang hanya fatamorgana ini, mantap .... nice post.
salam.
mas rubi : salam :D. Thanks a lot! sepertinya lebih mantap kalau sy jg baca blognya mas rubi. Adakah?
Post a Comment