Monday, May 21, 2012

Mengarang saja


Sebetulnya aku bisa saja menuliskan apapun kemudian menganggapnya sebagai puisi. Namun aku sedang tidak bersahabat dengan kata-kata. Hingga setiap yang ditulis menjadi asing di tangan sendiri. 

Jakarta 2012.

Repost sajak seorang teman.


Barangkali aku ingin menulis puisi di kala hujan 

barangkali, hari ini aku ingin menulis puisi tentang hujan yang jatuh seperti daun – daun, tentang akarnya: laut yang entah. maka, kuambil kertas dan pulpen, membayangkan kata – kata yang puisi atau mencoba tampak seperti puisi. tapi aku gagal, aku lebih suka duduk di teras, mengamati burung yang hinggap di kabel telepon, membayangkan burung itu adalah suaramu yang menghinggapkan kabar, lalu membentangkan sayap. mengepak. menciptakan sobekan – sobekan di udara.
barangkali, aku tulis saja puisi tentang burung itu. tapi tidak, aku lebih suka mengingatmu yang puisi, puisi yang hanya tampak saat aku kehilangan.
kemudian hujan jatuh lebih keras saat aku mengingatmu, sehingga pecahan – pecahannya sampai ke dada.
barangkali, aku hanya ingin menangis dalam puisi. sebab bila tak dalam puisi, aku tak mampu menangis sekadarnya.
Jakarta, 2012
(Thanks Nugie, merasa terwakili oleh puisi ini).